KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas
kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi
kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa kami ucapkan kepada Ibu
Dra. Siti Annijat Maimunah, M.Pd , dalam hal ini selaku pembimbing dan
teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami sebagai penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan teman-teman. Amin.
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1. Latar
belakang
Suatu karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan
tertulis dan dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang
telah dilakukan oleh seseorang atau
sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Terdapat berbagai jenis karangan ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau
simposium, artikel jurnal, yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk
dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam
karya ilmiah tersebut dijadikan acuan
(referensi) bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau
pengkajian selanjutnya. Di perguruan
tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya
ilmiah, seperti makalah, laporan
praktikum, dan skrispsi (tugas akhir).
Makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih
merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan
terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis pakar -pakar dalam bidang persoalan
yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai
wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian. Kegiatan
praktikum didesain pula untuk melatih keterampilan dasar untuk melakukan
penelitian. Karna amat pentingnya penulisan karya ilmiah, untuk itu disusunlah
makalah mengenai teknik penulisan karya ilmiah ini.
I.2.
Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas,
rumusan masalah makalah ini antara lain :
1.
Apakah yang dimaksud dengan karya ilmiah?
3.
Bagaimanakahciri-ciri karya ilmiah?
4.Bagaimanakahsifat-sifat
karangan ilmiah?
5.
Bagaimanakahkode etik menulis karya ilmiah?
6.Bagaimanakahtahapan
menulis karya ilmiah?
I.3.
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas,
tujuan makalah ini adalah :
1.
Memahami devinisi karya ilmiah
3.
Memahamiciri-ciri karya ilmiah
4.Memahamisifat-sifat
karangan ilmiah
5.
Memahamikode etik menulis karya ilmiah
6.Memahamitahapan
menulis karya ilmiah
BAB
II
PEMBAHASAN
2. 1. Definisi
karya ilmiah
Menurut Marwoto (1987: 196), karya ilmiah adalah
karya tulis yang disusun dengan menggunakan bahasa ilmiah, berdasarkan teknik
penulisan karya ilmiah.
Menurut Arifin (1987: 1), karya ilmiah adalah karya
tulis yang disusun dengan mempergunakan metode ilmiah (metode yang didalamnya
memuat langkah- langkah pengorganisasian gagasan melalui pemikiran yang
konseptual dan prosedural.
Menurut
Brotowijojo (1985: 8), karya ilmiah adalah karya tulis yang didalamnya
menyajikan fakta (berisi ilmu pengetahuan) yang disusun berdasarkan metodologi
penulisan yang baik dan benar. Sedangkan menurut Sastrohoetomo (1975: 1), karya
ilmiah dipandang sebagai sebuah karya tulis yang disusun berdasarkan hasil
penyelidikan- penyelidikan atau kenyataan- kenyataan ilmiah.
Dapat disimpulkan dari beberapa pendapat mengenai
karya ilmiah diatas bahwa karya ilmiah adalah karya tulis yang didalamnya
berisi gagasan ilmiah (diperoleh dari hasil penyelidikan- penyelidikan ilmiah)
yang penjabaran topiknya dilakukan secara deskriptif- argumentatif dan disusun
dengan menggunakan bahasa ilmiah serta sesuai dengan teknik penulisan karya
ilmiah. Dapat juga diakatakan bahwa karya ilmiah adalah karya (umumnya
berbentuk tulisan) yang didalamnya berisi kebenaran ilmiah yang didasarkan pada
pengetahuan, sikap, dan cara berfikir ilmiah.
Istilah karya ilmiah digunakan untuk sebuah tulisan
yang mendalam sebagai hasil mengkaji dengan metode ilmiah. Dalam hal ini
bukan berarti bahwa tulisan itu selalu berupa hasil penelitian ilmiah. Sebagai
contoh tulisan yang berupa petunjuk teknik atau bahkan cerita pengalaman nyata dan pengalaman biasa, yang bukan hasil penelitian ilmiah
tetapi disajikan dalam bentuk yang
mendalam sebagai hasil ilmiah. Itulah sebabnya tulisan tentang bagaimana bercocok tanam jagung, pemeliharaan
ikan bandeng, proses pembuatan es, dapat disajikan secara ilmiah. Sedangkan
istilah tulisan ( karya tulis) dimasukkan, untuk menyatakan karangan yang
disusun berdasarkan ide penulisnya yang diperkuat oleh data serta pernyataan
dan gagasan orang lain. Itulah sebabnya kita
mengenal istilah penulis. Dalam hal ini harus dibedakan antara penulis dengan
pengarang. Penulis di samping mengungkapkan ide yang terkandung di dalam dirinya, dapat juga ide tersebut didukung
oleh gagasan dan pernyataan orang lain, bahkan kadang-kadang penulis hanya
mengkombinasikan pendapat dari banyak
orang, serta didukung oleh informasi yang diolah dalam bentuk baru
dan utuh. Ciri khas sebuah karya tulis
yang disusun berdasarkan metode ilmiah
ialah keobyektifan pandangan yang dikemukakan, dan kedalaman makna yang
disajikan. Keobyektifan dan kedalaman, dua hal yang senantiasa diusahakan agar
tulisan dapat dirasakan ilmiah. Sedangkan pengarang semata-mata mengungkapkan pernyataan dan
pendapat berdasar ide yang mencuat dari dalam dirinya, tanpa didukung olehdata
dan informasi yang jelas. Sebuah tulisan
akan dirasakan ilmiah apabila tulisan itu mengandung kebenaran secara obyektif,
karena didukung oleh informasi
yang sudah teruji kebenarannya (dengan data pengamatan yang tidak subyektif)
dan disajikan secara mendalam, berkat penalaran dan analisa yang mampu menukik
ke dasar masalah. Tulisan ilmiah akan kehilangan keilmiahannya apabila yang
dikemukakan ilmu (teori dan fakta) pengetahuan saja yang sudah diketahui oleh umum dan berulang kali
dikemukakan. Penulisan ilmiah menuntut adanya keterampilan khusus dari
penulisannya, karena di samping harus mengumpulkan data, menganalisa data, dengan menggunakan
metode ilmiah juga menyajikan dalam
bentuk tulisan. Bahasa dalam karya
ilmiah dituntut lugas/harfiah makna kata-katanya. Atau boleh dikatakan pembaca tidak menafsirkan
arti kata-katanya satu persatu. Itulah sebabnya tulisan ilmiah mengandung makna
denotataif.
Menulis laporan penelitian karya ilmiah acap kali menjadi
masalah bagi seseorang yang sudah menyelesaikan proposal penelitian ilmiah, atau
bahkan sudah melaksanakan penelitian. Berbagai alasan klise seperti kesibukan,
sedikitnya waktu, tidak adanya biaya sering menjadi kambing hitam atas
ketidakberdayaan kita menyelesaikan laporan hasil penelitian karya ilmiah.
Walhasil, setelah berbulan-bulan penelitian ilmiah dilaksanakan laporan
hasilnya belum juga selesai. Banyak kasus, mahasiswa yang sudah menyelesaikan
Ujian Negara masih terkatung-katung karena belum menyelesaikan skripsi atau
tesisnya. Menyelesaikan laporan karya
ilmiah terkait dengan kegiatan menulis. Sebagaimana kita maklumi, menulis
merupakan keterampilan berbahasa yang masih menjadi masalah di negeri kita.
Alwasilah (2000) menjadikan kelahiran buku secara nasional menjadi ukuran
betapa sulitnya membuat tulisan. Daddy Pakar seorang praktisi bahasa (2001)
menyebutkan di masa subur proyek saja kelahiran buku baru setiap tahunnya hanya
2.000 judul buku baru, kalah jauh dengan Malaysia yang penduduknya sedikit
setiap tahunnya mampu melahirkan 8.000 judul buku baru. Apalagi jika dibandingkan
dengan negara-negara maju. Keterampilan menulis memang tidak bisa lahir dengan
serta merta. Diperlukan kolaborasi antara talenta manusia dengan wawasan kebahasaan. Talenta melahirkan semangat
menulis, dan wawasan kebahasaan menjadi
bekal untuk terampil menulis. Talenta saja tidak cukup, sebab sebagai sebuah
skill, seperti halnya naik sepeda, kegiatan menulis perlu dilatih atau diasah.
Semakin sering berlatih, maka kemampuan menulis akan semakin baik. Untuk
sekedar naik sepeda, hanya diperlukan waktu sekitar satu bulan, dan untuk
menjadi seorang atlet balap sepeda, diperlukan latihan bertahun-tahun. Sama
halnya dengan belajar menulis. Untuk sekedar bisa menulis, dibutuhkan waktu beberapa
bulan saja, tetapi untuk menjadi penulis
yang handal, yang tulisan-tulisannya ditunggu oleh para pembaca, tentu
dibutuhkan waktu latihan yang lebih lama lagi.
Seorang yang hendak melakukan kegiatan menulis
setidaknya harus menguasai empat keterampilan berbahasa. Empat keterampilan berbahasa
itu ialah mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Untuk sekedar mendengar
atau menyimak, asalkan telinga kita tidak bermasalah, siapapun bisa
melakukannya. Namun, untuk menjadi pendengar yang mampu memahami pembicaraan diperlukan
kemampuan mendengar yang baik, atau menguasai teknik mendengar. Sama halnya dalam kegiatan berbicara, membaca
dan menulis. Untuk menjadi pembicara, pembaca dan penulis yang baik, maka ia
harus menguasai teknik-tekniknya.
2.2.
Ciri-ciri karya ilmiah
Perbedaan antara karangan ilmu
pengetahuan yang ilmiah dan non ilmiah itu dapat disimak melalui ciri-cirinya.
Scara ringkas ciri-ciri karangan ilmu pengetahuan yang ilmiah itu adalah sbagai
berikut :
1) Menyajikan fakta obyektif secara
sistematis atau menyajikan aplikasi hukum alam pada situasi spesifik.
2)
Penulisan cermat, tepat, dan benar, serta tulus tanpa mengingat efektifnya.
3) Tidak mengejar keuntungan
pribadi, yaitu tidak berambisi agar pembaca berpihak padanya. Motivasi penulis
hanya untuk memberitahuakan tentang sesuatu. Penulis yang ilmiah tidak ambisius
dan tidak berprasangka.
4) Karangan yang ilmiah itu
sistematis, tiap langkah direncanakan secara sistematis secara terkendali,
secara konseptual dan prosedural.
5) Karangan ilmiah itu tidak
emotif, tidak menonjolkan perasaan. Karangan ilmiah menyajikan sebab- musabah
dan pengertian. Kata- katanya mudah diidentifikasi, alasan- alasan yang
dikemukakan indusif, mendorong untuk menarik kesimpulan tidak terlalu tinggi,
dan bukan ajakan
6)
Tidak memuat pandangan- pandangan tanpa pendukung, kecuali dalam hipotesis
kerja.
7) Ditulis secara tulus dan memuat
kebenaran. Tidak memancing pertanyaan- pertanyaan yang bernada keraguan.
8)
Karangan yang ilmiah itu tidak persuasive.
9)
Karangan yang ilmiah itu tidak melebih- lebihkan sesuatu.
2.3.
Sifat-sifat Karangan Ilmiah
Tulisan ilmiah ada empat macam pula : karangan ilmiah
non-teknis konkret, karangan ilmiah teknis umum, karangan ilmiah abstrak
formal, dan karangn ilmiah formula spesifik historis
1. Non- teknis konkret
Ciri-
ciri karangan ini adalah sebagai berikut: informatif, bernada populer tanpa
definisi istilah- istilah yang soesifik, topiknya spesifik dan konkret
2. Teknis umum
Ciri-
ciri karangan ini adalah seluruhnya informatif, kata- kata istilah tanpa
definisi, tidaak mengeja, keuntungan pribadi, yulus iklas, bersifat konkret,
tidak ada ajakan emosional
3. Abstrak formal
Ciri-
ciri karangan ini adalah rangkuman umum, informatif, non teknis tidak mengejar
keuntungan pribadi, tulus menyertakan informasi
4. Spesifik historis
Ciri-
ciri karangan ini adalah informatif, berdasr sumber sejarah, tanpa ajakan emosional,
tidak mengejar keuntungan pribadi, tulus dan tidak memuat penilain, spesifik,
dan konkret.
2.4.
Kode etik penulisankarya ilmiah
Menulis karya ilmiah tidaklah mudah.
Al ini dikarenakan selain melibatkan pross berpikir rasional dan berpikir
empiris, penyusunan karya ilmiah arus dilakukan dengan mengikuti metode ilmiah
dan harus memenuhi prinsip-prinsip keilmiahan. Metode ilmiah adalah metode yang
didalamnya memuat langkah-langkah pengorganisasian dan pengaturan gagasan
melalui pemikiran yang konseptual dan procedural. Adapun yang dimaksud dengan
prinsip-prinsip keilmiahan,yakni mencakup : objektivitas (segala sesuatu yang
dipaparkan didasarkan pada data, bukan didasarkan pada interpretasi penulis),
asil studi empiris (berdasarkan fakta yang mempunyai validitas dan reliabitas
yang tinggi), pemaparan data didasrkan rasio (mempergunakan pikiran dan pengalaman,
bukan berdasarkan emosi), dan penemuan-penemuan disimpulkan secara deduktif dan
induktif.
Sejumlah sikap yang harus dimiliki
seseorang dalam menulis karya ilmiah, diuraikan sebagai berikut.
1. Sikap ilmiah, yakni selalu ingin tahu
2. Sikap kritis, yakni selalu ingin
mencari informasi sebanyak mungki n
3. Sikap terbuka, yakni bersedia
mendengarkan keterangan dan argumentasi orang lain
4. Sikap objektif, yakni selalu ingin
menyatakn sesuatu secara apa adanya tanpa diikiti perasaan pribadi
5. Sikap rela menghargngai karya orang
lain
6. Sikap berani mempertahankan kebenaran,
yakni berani membela fakta
7. Sikap menjangkau kedepan.
2.5.
Langkah-langkah Penulisan Ilmiah
Editor atau penyunting yang sudah
pengalaman, dapat mengetahui karakteristik artikel ilmiah tersebut melalui bahasa
dan teknik penulisan. Kepiawaian seseorang penulis dalam menarik minat baca
orang terhadap tulisan yang ditulisnya. Dalam menulis karya ilmiah, ada lima
langkah yang harus dipenuhi :
1.
Pengembangan gagasan
2.
Perencanaan naskah
3.
Pengembangan draf
4.
Finalisasi
2.6.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis karya ilmiah
1. Pemakaian bahasa Indonesia dalam artikel
ilmiah
Penulisan karya ilmiahhendaknya
menggunakan bahasa yang jelas, tepat, formal, dan luas. Kejelasan dan ketepatan
isi dapat diwujudkan dengan menggunakan kata dan istilah yang jelas dan tepat,
kalimat yang tidak berbelit-belit, struktur paragraph yang runtut.
2. Pemakaian bahasa tulis ilmiah
Bahasa tulis ilmiah merupakan perpaduan
ragam bahasa tulis dan ragam bahasa ilmiah. Pemakaian bahasa tulis harus tepat.
Ragam bahasa ilmiah memiliki ciri cendekia,
lugas,jelas, dan format, objektif, konsisten dan bertolak dari gagasan.
3. Menghindari kesalahan umum pemakaian bahasa
Indonesia dalam artikel ilmiah
Kesalahan pemakaian bahasa Indonesia
dalam artikel ilmiah pada umumnya berkaitan dengan : kesalahan penalaran ;
kerancuan ; pemborosan ;ketidak lengkapan kalimat ;kesalahan kalimat pasif.
2.7.
Tahapan penulisan
Menulis laporan hasil penelitian, tidak berbeda
dengan menyusun tulisan ilmiah populer lainnya. Secara teknis, bedanya pada
kerangka tulisan. Tulisan ilmiah hasil penelitian harus ditulis berdasarkan
kerangka yang sudah baku. Kerangka laporan hasil penelitian terdiri atas,
Pendahuluan, Kajian Teori, Metodologi Penelitian, Hasil Penelitian dan
Pembahasan, serta Simpulan dan Saran, yang ditambah dengan lampiran-lampiran
bukti hasil penelitian. Untuk lebih jelasnya, kerangka tulisan ilmiah, kita
uraikan sebagai berikut.
1.
Pendahuluan
Bab Pendahuluan adalah bab yang
mengantarkan isi naskah, yaitu bab yang berisi hal-hal umum yang dijadikan
landasan kerja penyusun. Pendahuluan dalam karya ilmiah biasanya terdiri atas
(1) Latar Belakang Masalah, (2)
Identifikasi Masalah, (3) Pembatasan Masalah, (4) Tujuan Penelitian, dan (5)
Manfaat Penelitian. Latar belakang masalah merupakan uraian hal-hal yang
menyebabkan perlunya dilakukan penelitian terhadap suatu masalah atau
problematika yang muncul, dapat ditulis
dalam bentukan uraian paparan atau poin-poin saja. Identifikasi masalah
merupakan kumpulan masalah yang berhasil diurai atau dipetani. Sedangkan
pembatasan masalah diambil dari bagian-bagian identifikasi masalah yang akan
diteliti. Biasanya tidak semua masalah yang berhasil diidentifikasi diteliti
karena keterbatasan biaya, waktu, dan kemampuan. Tujuan penelitian diambil dari
batasan masalah. Jika salah satu batasan
masalah yang dirumuskan dalam kalimat tanya itu, berbunyi, “Bagaimana hasil
belajar dengan menerapkan metode tanya jawab, maka tujuan penelitiannya ialah
mengetahui hasil pembelajaran dengan menggunakan metode tanya jawab. Sedangkan
manfaat penelitianbisa dituliskan manfaat untuk si peneliti atau guru,
lembaganya dan bagi dunia pendidikan pada umumnya.
2. Kajian Teori
Kajian teori atau kerangka teori
berisi prinsip-prinsip teori yang memengaruhi dalam pembahasan. Prinsip-prinsip
teori itu berguna untuk membantu gambaran langkah dan arah kerja. Kerangka
teori akan membantu penulis dalam membahas masalah yang sedang diteliti.
Artinya, kerangka teori harus bisa memberikan gambaran tata kerja teori itu.
Misalnya, kerangka teori untuk menganalisis kesalahan (Anakes) kebahasaan kita
menggunakan teori yang berhubungan
dengan itu, misalnya dengan membuat
rujukan buku karya Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Analisis Kesalahan
Berbahasa, Penerbit Angkasa, Bandung. 9
Metodologi Penelitian Penelitian
ilmiah harus menggunakan metode atau teknik penelitian. Menurut Wiradi (1998;9)
metode adalah seperangkat langkah yang
tersusun secara sistematis. Metode penelitian seperti deskriptif, komparatif,
eksperimen, sensus, survai, kepustakaan, dan metode penelitian tindakan kelas
(PTK).
3. Analisis atau Pembahasan
Bab analisis ini merupakan bab yang
terpenting dalam penelitian ilmiah. Dalam bab ini akan dilakukan kegiatan
analisis, sintesis pembahasan, interpretasi, jalan keluar dan beberapa
pengolahan data secara tuntas.
4.
Simpulan dan Saran
Pada bagian ini berisi simpulan yang diperoleh dari penelitian yang
dilakukan. Simpulan yang dimaksud adalah gambaran umum seluruh analisis dan
relevansinya dengan hipotesis yang sudah dikemukakan. Simpulan ini diperoleh
dari uraian analisis, interpretasi, dan deskripsi yang tertera pada bab
analisis. Selanjutnya, saran-saran penulis tentang metodologi penelitian
lanjutan, penerapan hasil penelitian, dan beberapa saran yang mempunyai
relevansi dengan hambatan yang dialami selama penelitian.
BAB
III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Setelah mencermati uraian mengenai teknikpenulisan
karya ilmiah di atas, dapat disimpulkan bahwa :
Agar kita tidak mengalami hambatan dan lancar dalam
penyusunan laporan penelitian, maka kita harus: (1) banyak membaca buku-buku
yang terkait dengan laporan penyusunan karya ilmiah kita, (2) mencari master
laporan yang sudah jadi, untuk copy the master, (3) mengumpulkan sebanyak
mungkin informasi yang kita butuhkan yang berkaitan dengan objek yang diteliti,
(4) memahami kerangka laporan karya ilmiah, dan (5) meneguhkan niat di dalam
hati, bahwa laporan penelitian itu harus selesai sebagai bentuk tanggung jawab
kita, (6) menepati jadwal penyusunan laporan karya ilmiah
yang sudah kita susun. Apabila semua langkah itu dilaksanakan, maka pembuatan
laporan karya tulis ilmiah itu tidak akan pernah terkatung-katung.